Monday, 30 April 2012

ROZANA

Gadis idamanku
Hanya engkau yang satu
Hadir lah dalam mimpi mimpiku
Biar seribu biar ramai menganggu
Pada ku engkau lah Ratu

Sejak mula bertemu
Kau buat siangku sedingin salju
Dan malam jadi hangat
Sehangat cintamu...
Kasihku

Rozana
Kau Gadis idamanku
Dua hati menjadi satu
Bila kita bertemu oh Rozana

Rozana
Gadis idamanku
Bila kan sampainya waktu
Kasih kita bertemu dalam cinta
Rozana

NANTIKAN GERIMIS

Biar diserang gemuruh
Masih bisa kudengarnya
Tangismu wahai kekasih
Mendayu-dayu...
Menyeru ku ke pangkuanmu

Setiap titis gerimis
Bagai duri yang menikam
Namun ku masih bertahan
Masih kugenggam...
Janji kuberikan padamu perawan

Bila malam ku diusik kenangan
Bisikanmu menggoda perasaan
Mataku pejam...
Wajah ayumu kubayangkan

Senyummu...
Tawamu...
Riangmu...
Jadi penawar

Biarpun...
Langkahku sedang dibelit sengsara
Seluruh hatiku dicengkam derita
Kau tak ku lupa...

Usah ditangis... oh kasihku
Usah diundang gerimis itu
Aku di sini... perlukan mu
Untuk sandarkan impianku

MENTARI MERAH D UFUK TIMUR

Ada yang tertinggal
Setelah terbenam Mentari
Ada yang tertinggal
Setelah kering air di kali

Alam telah menyakinkan
Kau mesti pergi
Kau mesti
Alam telah menyakinkan
Kau mesti kembali
Bagai yang telah dijanjikan Illahi
Ada yang tertinggal
Setelah musnah semua mimpi

Kekal selamanya
Cintaku dengan cahaya mu
Kekal selamanya
Tetap dalam ingatanku

Lemas dalam rindu
Tenggelam dalam tangisan
Engkau telah pergi
Tapi masih ada...
Yang kau tinggalkan dalam kalbuku
Yang tinggal

MENITI TITIAN USANG

Kertas putih salju
Ku coretkan kedukaanku
Hitam dan kelabu
Adalah warna dalam hidupku

Kejutkanlah aku kawan
Aku sedang bermimpi
Kejutkanlah aku
Yang sengsara dalam mimpi

Gementar kakiku
Meniti titian usang
Berdegup jantungku
Apakah dapat ku ke seberang

Sambutlah tanganku kawan
Aku takut tenggelam
Sambutlah tanganku kawan
Jurangnya sangat dalam

Jurangnya sangat mengerikan
Ramai yang telah kecundang
Dia sedang menunggu
Untuk memimpimku
Di seberang sana
Adanya cahaya

LAILA NAMAMU TERATAS

Nama mu teratas indah bercahaya Laila
Menerangi ruang hati bersama makna mimpi
Kesucianmu kembalikan semangatku
Mendampingi cinta ku yang lalu

Harum tubuhmu memulihkan inderaku
Menghidu semula haruman di taman itu
Dan gerbang rambutmu diterbangkan bayu
Melambaiku pergi

Meninggalkan penjara ku yang ku dirikan
Melindungi diri yang tercalar
Dihiris dunia kejam

Hanya namamu Laila kekasihku laila
Hanya namamu Laila bermain di jiwa

NIGINA

Nigina
Apakah yang membara
Di hati kecilmu
Kiniku terharu sayu

Nigina
Gadis timang dimanja
Membelai rindu
Melagu harapan seribu

Nigina
Ke sini dan ke sana
Kekosongan menyiksa
Robohnya persada bahagia

Potret dan waktu
Mengusik dikalbu
Mencuit sendu
Kau anak semesta
Impikan keindahan berjuta

Oh... oh... malam meratapi
Lembaran tragedi laramu ini
Kian dilamun ilusi
Kian membakar diri
Kau ibarat kuntum bersemi
Menunggu mentari
Memancar fitrah pagi
Agar mimpi sucimu abadi

KEJORA KU BESATU

Dirimu persis bintang terbit dari langit
Bukanlah mimpi-mimpiku
Di sini telah datang sayang paling dalam

Bawaku pulang berteman pelangi
Kamar hati ku hiasi
Biar cantik biar baru
Semuanya keranamu
Oh yang lemah kini gagah
Asal buruk jadi indah
Kerana sentuhan cintamu
Ku susun langkah melayarkan hari indah
Bersamamu

Lilin diri takkan padam
Seandainya engkau adalah sumbunya
Kaulah puteri ku dambakan
Bidadari syurga jelmaan dunia

Akan ku jaga
Seluruh jiwaku
Biarlah karam berdua
Asal kau tak terlepas
Dari genggamanku
Biar kulamar
Sahih darimu
Menjadi ratu
Beradu dalam pelukanku
Kejoraku bersatu

KEJORA

Sinaran matamu bak kejora
Di tengah malam
Menyuluh kedamaian hati
Halusnya lengang sehalus
Sutra cinta

Melembutkan setiap kata
Harum kasturi harum rambutmu
Ingin ku belai
Bertambah harum kita
Indah keperibadianmu
Indah bicara
Menyegarkan semangat daku
Bila kau berada di sampingku
Semuanya menjadi keindahan hidupku

KAU PERGI

Kau pergi
Dengan bangkitnya mentari pagi
Punah segala harapan

Kau pergi
Dengan membawa kenangan pahit
Dengan tanpa relaku

Katakan oh katakan sayang
Kau akan segera pulang
Oh..oh..oh..oh..
Pulanglah pulanglah
Katakan oh katakan sayang
Mimpi itu sementara

Kau pergi
Dengan hujan di tengahari
Aku tahu salahku

Kau pergi
Dengan membawa erti cinta
Mana tempat hatiku

JIWA JIKA LUKA

Pertemuan pertama
Melahirkan sebuah cinta
Sumpah setia sekian lama
Tak ku sangka dikau berubah
Jiwa luka

Musnahlah segala
Istana impian
Mengapakah kisah cinta
Sering saja berakhir gundah
Ku tak tahu apa yang berlaku
Mungkin dikau jemu padaku

ISI DAN KULIT

Yang mana kau pilih
Isi atau kulit
Kertas bungkusan yang indah
Coraknya membungkus benda
Tak kira nilainya

Yang mana berharga
Isi atau kulit
Hiasan cantik permainan mata
Budi yang baik santapan jiwa

Ada orang lihat kulit
Ada orang lihat isinya
Kulit dan isi
Memberi erti
Jikalau tahu menilainya

ISABELLA

Isabella adalah
Kisah cinta dua dunia
Mengapa kita berjumpa
Namun akhirnya terpisah
Siang jadi hilang
Ditelan kegelapan malam
Alam yang terpisah
Melenyapkan sebuah kisah...

Terbayang lambaianmu
Salju terbakar kehangatan
Dunia di penuhi
Warna berseri bunga cinta
Kita yang terlena
Hingga musim berubah
Mentari menyepi
Bernyalalah api cinta

Dia Isabella
Lambang cinta yang lara
Terpisah kerana
Adat yang berbeza
Cinta gugur bersama
Daun daun kekeringan...

Haluan hidupku
Terpisah dengan Isabella
Tapi aku terpaksa
Demi cintaku Isabella
Moga dibukakan
Pintu hatimu untukku
Akan terbentang jalan
Andainya kau setia
Oh! Isabella

GEMURUH

ft wings..

Di dalam gerimis
Penuh rahmat, dia tersentuh
Cendawan alpa,
Sesegar pagi, yg permai damaikan
Tunggul di pinggir rimba
Lantas mendambarkan
Kisah sempurna Dari jiwa Bakal Surinya

Di dalam kelambu
Menunggumu, dia kesali
Hilang bayangan
Pedoman, ikhtiar dan arah
Persis si buta mendambakan
Hidup sedehana,
Menjamahi Hari hari Mimpi Mimpinya..

Oh sendiri meratapi
Sekalungan sengsara
Dan meratap siksa
Pahit maung madah punjangga

Terbukti kasih
Yg hanya serampang berbisa
Mengukir Gerigis besi kaca
Dan pawaka

Tak tersedar meratapi kepusar keinsanan
Membibitkan titis-titis sepekat warna darah dan dosa

GADISKU

Gadisku
Seri mewangi bagai disiram selautan kasturi
Gadisku
Terindah padamu kerna tak pernah meminta selain cinta
Dialah gadisku (selalu) selama-lamanya

Tak peduli kata orang terhadap dirinya
Aku tahu dia gadisku
Tak peduli nista yang terlempar padaku
Dia tahu dia gadisku

Cinta kan bermakna jika sama saling memahami
Cintaku bercahaya jika disulami cinta suci

Gadisku...

Dikaulah hidup ini rangkap tak bermaya
Dia datang membawa harapan
Di kala hari-hariku menjadi gelita
Dia datang membawa cahaya

GADIS MISTERI

Lama...
Aku menanti
Musim...
Saling berganti
Mekar layu
Di pinggir waktu

Lama...
Aku mencari
Dalam angan dan mimpi
Keujudan
Gadis misteri

Berbagai bentuk dan rupa
Bermain di ruang mata
Siapa... gerangan agaknya

Bukakanlah jendela asmara
Moga terang kamar cintaku
Moga langit menyeri warna
Mewarnakan taman hati ku

Berilah daku sayap impian
Bawalah daku di awangan
Bukakan jendela asmara
Moga ku kenal
Resah dan rindu

FENOMENA

Kau
Genggam perasaanku
Bila kau hampir kepadaku
Kemarau di dalam dada
Basah bagaikan di sirami

Bayangmu
Sekilas datang
Menggangguku dalam lena

Sulitnya memikirkan
Perasaan ini
Datang kau bawa
Fenomena, di jiwa
Fenomena, kau cipta
Fenomena, indah amat mengasyikkan

Kau
Genggam perasaanku
Bila kau hampir kepadaku
Kemarau di dalam dada
Basah bagaikan di sirami

Bayangmu
Sekilas datang
Menggangguku dalam lena

FANTASIA BULAN MADU

Demi cintaku pada mu
Ke mana saja kan ku bawa
Ku hujung dunia ke bintang
Kejora

Demi cintaku padamu
Kukorbankan jiwa dan raga
Biar pun harus ku telan
Lautan bara

Bulan madu di awan biru
Tiada yang menggangu
Bulan madu di atas pelangi
Hanya kita berdua
Mengecap nikmat cinta
Yang putih tak terbendung
Sesuci embun pagi

Andai dipisah
Laut dan pantai
Musnahlah ilham
Hilang pedoman

Andai dipisah
Cahaya dan bulan
Gelap gulita
Musnah asmara

CINTA SEPI

Kau nyalakan pelita hati
Tapi sayang di tengah hari
Aku sendiri bukan tak peduli
Betapa halusnya cinta
Hingga kita bisa tersinggung
Walau dengan setitis dusta

Terbakar hari panas mentari
Panas lagi cinta ini
Haruskah kita terus begini
Dalam mencari erti cinta
Hingga kita bisa tersinggung
Walau dnegan setitis dusta

Diam bukan bererti
Aku tidak mengerti
Dan bukan cumbu rayu
Yang mebuat kita rindu
Lumrahnya cinta

Sedang kita alami cinta sepi
Dekat ku rasa jauh pun ku rasa
Sekuat mana getaran cinta kita

CINTA PETAMA

Berkelap kelip hatiku di saat ini
Bertepuk sorak kalbuku di saat itu
Berdegup degup jantungku
Bila bertemu melayang-layang impian
Bila berdekatan

Sekali ku lafazkan sampai bila bila
Kan terkunci dalam ingatanku
Secebis coretan yang kau layangkan
Kan tetap tak jemu ku tatapi

Cinta pertama
Paling bahagia

BISA

Bisa bisa
Bagai hiris kaca...luka
Pedih tak terkira...terpedaya

Bisa bisa bisanya tingkahmu...pedih
Kau niagakan cinta pada semua

Kau ramas bunga cinta
Setelah ku taburkan
Mudah kau musnahkan
Cinta kau anggap sampah

Bisa bisa
Bila terpedaya kerana cinta

Bisa bisa
Sungguh tak mengerti
Siapakah sebenar

ANDAI KU MILIKI SEMALAM

Andai kumiliki semalam
Dan bisa aku ubah menjadi esok
Takkan kuubah apapun
Kerna aku tahu engkau tetap indah
Tanpa sempadan masa
Aku bahagia seadanya

Tangis ini tanda kasihku
Bukan mengeluh luka yang semalam
Kerna engkau mengasihiku
Tiada sendu lagi di duniaku ini

Aku tak dapat bayangkan
Sengsara yang harus kutanggung
Jika kau pilih perpisahan
Tanpa punca yang meyakinkan
Aku akan tersasar mencari cintamu

Andai terhentinya masa
Dan gunung jatuh ke laut
Kau tetap kucinta
Kasih sayangku adalah kekuatan

Untuk menempuh segala
Dugaan yang tak terbayangkan
Oleh insan yang lemah seperti kita
Sekalipun kumiliki esok
Takkan kumenolak ketentuan

ANALOGI 01

Si dara bukan menangis kerna krakatua
Tapi kerna bawang dihiris, malam pengantin
Si uda bukan merintih, kerana petaka
Tapi kerana lagu digema , pagi merdeka

Merah warna kuntum, penyeri mata
Akan hilang seri dan erti, tanpa cahaya
Cinta jadi perdu, hidup sempurna
Akan hilang bekas dan makna, tanpa belaian

Siapa harus hulurkan
Bunga rampai cinta
Ditangan insan yang hilang
Kasih sayang sangat diperlu
Bagai kehidupan memerlukan
Air dan api

SILATULRAHIM

Engkaulah rohaniku
Mengalir di jiwa
Kau nur berkilauan
Di jantungku
Nafas kuhela menyebut
Indah namamu
Kau yang satu

Aku saksikan ujian
Alam terbentang
Namun dirimu jadi pujaan
Walau diganti di tangan
Bulan dan bintang
Rela denganmu disatukan

Kucari kutanya
Hanya sebut namamu
Ku sedar ku lena
Kau tetap bersama

Kini kau yang kumiliki
Nama rupa dan cara
Bersatu jasad dan nyawaku
Kita serupa

Sempurna janji kita
Bersaksikan bumi
Dan tujuh petala langit tinggi
Aku pasti
Merasai cinta suci
Silatulrahim

Kasihmu tiada dapat ku cari ganti
Hinggaku rela hancur keranamu
Tiada kata dapat kulafazkan lagi
Waktu di syurgawi cintamu

SALAM SEJAHTERA

Tiada secantik bahasa mu
Ku gubah lalu menjadi lagu
Tidak setanding paras
Wajahmu itu menjadi rindu

Andainya bulan retak seribu
Bayangmu ada dimana-mana
Jika kaca berderai
Luka tertusuk
Seluruh jiwa
Kita pun diibaratkan
Kasih suci yang bahagia
Aku turut merasakan
Mahligai yang
Jadi nyata... bersamamu

Pertama dan kaulah segalanya
Riwayat yang menghikayat cinta
Kasih jangan biarkan
Kata yang nista
Membakar kita

Kata janji bukan ukuran
Hanya sejati dalam diri
Kuburkan aku dihatimu
Demi cinta sebelum mati
Sejauh manapun terpisah
Kau dihatiku dan ku sama
Dalam tidur dalam terjaga
Ku ucapkan salam sejahtera

KERANA TAKDIR

Bukan kerana kemarau panjang
Lautan kasih menjadi gersang
Bukan kerana ribut dan taufan
Bungaku layu dalam jambangan

Tapi kerana takdir
Telah bersebab
Sebab menanti masa
Sampailah waktu akhirnya

Terputuslah tali
Ikatan janji hilang kasih
Terpadam mimpi hanya rindu
Yang setia menunggu
Walaupun dibelenggu
Tanpa kasih dan rindu
Tanpa kasih dan waktu
Cinta seumpama bayang-bayang

Bila terang ia hadir
Walau pun diusir
Bila gelap ia hilang
Walau pun di undang

JUWITA

Tiada baris kata yang dapat kulafazkan
Untuk kugambarkan erti pengorbanan mu
Tiada syair indah, termampu kuciptakan
Yang setanding indahnya, belai kasihmu... Juwita

Akulah sebenarnya yang hanyut dan terlupa
Di dalam mengejar impian kukorbankan bahgia
Biarpun terluka hidup penuh gelora
Ketabahanmu meredakan badai

Di sebalik senyummu
Tersembunyi seribu lara
Kau layarkan jua
Bahtera cinta tiada sangsi
Tulus dan suci oh oh

Terima kasih padamu adinda
Kerna sudi memaafkan dosa silam
Dan sesungguhnya engkaulah permata
Menerangi hatiku yang kegelapan

Izinkan diriku... berjanji padamu
Akan kubela menghulur bahgia
Hingga ke akhirnya
Oh oh... kasihmu juwita...

Terima kasih pada mu adinda
Kerna sudi memaafkan diri ini
Juwita....

FIRASAT KASIHKU

Semalaman waktu pun menyepi
Purnama hilang embun pun menyepi
Di kamar usang ku menghitung hari
Sakit mentari dinodai

Dalam hakikat janjimu ku ikat
Dalam firasat lukaku terubat
Segala pertanyaan tiada terjawab
Dalam debar mencari kasih

Pasti seribu tahun lama
Aku tetap menanti
Pesona cinta kau tiada
Bersembunyi

Anggunnya di wajahmu
Sinar cahaya
Kehalusan bak sutera
Itulah yang ku rindu
Penyuluh jiwa
Bagai penawar derita

Tetapi gelora
terbakar jua
Entah bila mendung menyapa tiba
Ku gapai cahaya tiada terdaya
Terdampar menanggung luka lama

Bagaikan terasa kau mempersenda
Atau mungkin jua hanya menduga
Selagi hakikat kasihku ikat
Atau firasatmu tak menentu

BUKAN KU TAK SUDI

Ku anggapkan semalam
Satu kenangan yang suram
Bila cinta kita putus di jalan

Ku harapkan impian
Menjadi Kenyataan
Namun aku kecewa...

Mudahnya waktu melafazkan janji
Engkau dan aku berdua serupa
Rupanya mentah di dalam mainan... percintaan
Telah pun ku bentangkan segalanya
Mencari entah dimana silapnya...
Jelas asmara kecundang jua...

Bukan ku tak sudi kasih...
Untuk bersama mu bercinta lagi...
Kerna antara kita
Tidak sehaluan lagi...

Maafkan diriku sayang...
Menolak cinta mu kali ini...
Walau pun ku tahu...
Bersungguh benar hasrat hatimu...

AIRMATA KASIH

Ku layarkan bahtera ini
Kerna di dada terpatri cinta yang suci
Siapa sudi bertanya
Luka di hati adakah menitis lagi

Mengalir dalam jiwa
Tidak kelihatan di pandangan mata ooo...
Menerjang ruang rongga kosong tiba-tiba
Madu kasih tidak kesampaian oh...

Airmata...
Tidak kan bisa merubah perjanjian
Andai kasih...
Harus berpisah kecundang di tengah jalan
Apakah...
Kita terpaksa berkorban demi cinta
Sampai masa...
Yang menentukan tangisan akan reda semula

Airmata tidak kan bisa
Merubah perjanjian
Sampai masa yang menentukan
Bahgia 'kan menjelma semula

ADUHAI 1000x SAYANG

Berdosakah diri ku
Terpaksa melepaskan
Cintamu yg serapuh
Dahan nak kering usang

Yang akhir nya kan patah
Terhempas gemeretap
Oh sungguh memilukan
Tak dapat ku bayangkan

Setelah merelakan
Setelah kau bisikkan
Segugus janji janji
Tergamak kau mungkiri

Apakah sebenar yang terjadi
Hingga kau bersikap demikian
Sedangkan kau sesungguhnya percaya
Kasih ku tak berbelah bagi

Aduhai tak sanggup ku kenangkan
Semua telah nyata
Cintamu gurauan

Datang dan hilang
Semau hati mu
Itulah falsafah
Oh pegangan cinta mu

Namun harus kau ingat
Hati yang manakah
Selama nya kan sabar

CINTA PANTAI MERDEKA

Telah bertahun lama
Tenggelam arus masa
Didalam ingatanku
Masih segar terasa

Terkadang aku sama
Mengancur bunga cinta
Keadaan aku memaksa
Kita terpisah jua

Andainya aku berdaya
Kan kucoretkan untukmu
Sebagai kenangan kita
Kan ku buktikan untukmu
Akan aku buktikan

Kuukir namamu
Di awang Gunung Jerai
Disaksikan laut daun nyiur melambai
Jauh pandangan permai
Disitu tanjung dawai terkenang peristiwa
Cinta kita terurai

Oh! indahnya... peristiwa...
Cinta kita di Pantai Merdeka...
Oh... oh...

Masih ingatkah oh kekasih
Biarpun kini kau di mana
Namun dengarlah lagu ini
Cinta kita di Pantai Merdeka

GERING

Dari kiasan kata-kata ini
Dapatku bayangkan cinta kita
Sedang dalam kegeringan
Menanti gelincir mentari

Dari kilauan airmata ini
Pernah kau sapukan kasih sayang
Kini tak lagi bererti
Andai perpisahan terjadi

Tetapi aku berusaha
Memujuk hati ini
Kerna cinta yang telah tersergam
Dengan janji yang pernah kugenggam

Saat pun berubah, kecewa
Aku hanya terdaya melihatkan
Langkahmu ingin jadi juara
Dan pasti berjaya
Tumpas cinta setia
Mestikah ku... mengagungkan
Perdaya cinta...

Pada sang bayu
Kuutuskan
Serta doaku dan asmara
Yang tenat dan kegeringan
Menantikan penawar...

BUNGA ANGKASA

Indah sinar sang suria
Merdu irama sang bayu
Tiada seindah wajahmu
Tiada semerdu suara mu

Lembut bayu membelai
Merdu burung berlagu
Tiada selembut belaianmu
Tiada semerdu kau berlagu

Keindahan wajahmu jadi sumber ilhamku
Suara mu yang merdu menghiburkan hatiku

Bertambah cahaya hidupku
Kau janji bersumpah setia
Walaupun ribut melanda kan bersama

Selagi masih ada sinaran mentari
Selagi ada getar di jiwaku
Kan ku korban jiwa raga
Demi cinta untukmu bunga angkasa

KU KEHILANGAN DIANA

Setitis embun di pipi
Ku tersedar dari mimpi
Apakah kau kan kembali
Hari ini

Cepatnya masa berlalu
Resah rindu menunggumu
Seksa rasa kehilangan
Gadis sepertimu

Hangat cintamu masih membara
Salju turut merasa
Masih kurindui senyumanmu
Kau abadi dalam memori... oh...

Kau lambang cinta yang lara
Kini terhapus kisah
Masih ku menanti hadirmu
Oh Diana... oh Diana

Biarkan kisah yang lalu
Ditelan serpihan pilu
Bersama segunung impian
Hati ini

Kuserah pada Yang Esa
Menentukan perpisahan
Masihkah kau di dunia
Atau di sisinya

BUNGA LARANGAN

Sekuntum bunga larangan
Tidak tercapai tangan
Haruman bunga semalam
Terlerai sudah

Inginku memilikimu
Duri yang bisa menghalangnya
Inginku menyayangimu
Sayangku insan tak punya apa

Aku musafir hina
Kini terluka di taman cinta
Engkau yang aku sayang
Bunga larangan
Sudah suratan takdir Tuhan
Mekarmu sayang di jambangan orang

Terpaksa kau kutinggalkan
Dalam sejarah cinta
Tinggallah bunga tersayang
Dalam kenangan
Engkaulah bunga larangan

MITHALI CINTAKU

Ingin ku mencari bayangan dikau
Namun tiada bersua yang tersembunyi
Di dalam diri rasa cintamu yang abadi

Setiap detik dan tiap ketika
Tuhan mengerti yang kita mencuba
Mengapa kau masih tak peduli
Pengemis cintamu yang asing ini

Mithali...
Pengganti nama cintamu yang suci
Mithali...
Sang puteri yang membuat kuresah
Mithali...
Tiap suatu pastikan berubah
Mithali...
Mungkin kita kan bertemu semula

Bila kubaca pintu hatimu
kesetiaan cinta terkunci padu
Seakan kau turut berbicara
Agar kebahagiaan sama dirasa

Kiranya benar oh kekasihku
Betapa lama masa berlalu
Kiranya benar suatu siksaan
Mengapa tiada penderitaan

Mithali...
Pengganti nama cintamu yang suci
Mithali...
Sang puteri yang membuat kuresah
Mithali...
Tiap suatu pastikan berubah
Mithali...
Mungkin kita kan bertemu semula

MAYA PERCINTAAN

Kasih sayang cinta terhalang
Alam indah hanya sementara
Mengapa ini harus terjadi
Aku kesepian

Sampai bila harus begini
Janji manis hanya di bibir
Kau persendakan cinta yang suci
Aku kau tinggalkan

Maya percintaan ada madu ada racun
Manis cuma seketika
Kini pahitnya kurasakan
Hidupku sengsara

Hanya kenangan manjamu
Yang menggoda ingatanku
Engkau semakin menjauh
Biar ku terus memburu
Kepastian

Renda hatiku dah terluka
Merentasi rindu membara
Apakah ini sudah suratan
Untukku oh sayang

D SINI PASTI

Terbangkitlah mentari
Purnama kesiangan hari
Aku masih di sini
Meratap cinta yang abadi

Ku terkenangkan cinta yang silam
Yang terbina dari dua jiwa
Suci tak ternoda
Walaupun kucuba melupakan
Ku tak berdaya

Mengapa oh kekasih dirimu
Yang terpilih
Menyambut lambaiannya
Waktu ku tiada berteman

Mungkinkah kau dan aku
bisa kan bertemu bercinta
Bagai dulu kekal untuk selama-lamanya

Sesungguhnya hanya
Dia yang mengerti

BECINTA TAK BESATU

Merenungi
Waktu yang kita lewati
Terasa jauh sekali
Tinggal kenang tinggal janji

Hingga kini
Ku masih lagi bermimpi
Kita bersatu kembali
Bagai waktu yang dahulu

Rintihan sekeping hati
Bagai tiada pernah berakhir
Dalam diam kurasakan
Ia semakin membara...

Mengapakah dulu bukannya hatiku
Membiarkan saja kasih yang berharga
Setelah kau pergi baru ku mengerti
Kaulah yang tersendiri

Hingga kini
Ku masih lagi bermimpi
Kita disatu kembali
Bagai waktu yang dahulu
Bersamamu...

RINTIH

Merenungi
Waktu yang kita lewati
Terasa jauh sekali
Tinggal kenang tinggal janji

Hingga kini
Ku masih lagi bermimpi
Kita bersatu kembali
Bagai waktu yang dahulu

Rintihan sekeping hati
Bagai tiada pernah berakhir
Dalam diam kurasakan
Ia semakin membara...

Mengapakah dulu bukannya hatiku
Membiarkan saja kasih yang berharga
Setelah kau pergi baru ku mengerti
Kaulah yang tersendiri

Hingga kini
Ku masih lagi bermimpi
Kita disatu kembali
Bagai waktu yang dahulu
Bersamamu...

SEPI

Telah... bertapak di ruang hati
Hingga melepaskan engkau pergi
Terpaksa jua aku yang merelakan
Kalimah perpisahan

Pasti... menghitung hari yang pergi
Masih menanti engkau kembali
Setelah mimpi sepi yang mencabarku
Menjadi seorang perindu sisa yang lalu...

Resah ini keterlaluan mengguris perasaanku
Takkan mampu ku berterusan digamit
Kerinduan ini berpanjangan

Perasaan yang hadir mendera jiwaku
Hingga tiada lagi ketenangan yang dulu
Namun ku percaya ianya bukanlah
Berakhir di sini... selamanya

Aku... seorang insan yang sepi
Masih menanti engkau kembali
Setelah kian lama aku menunggu
Kau hadir dalam hidupku

Namun terpisah jua pada jasadnya
Terikat pada hatinya...

UNTUKMU SELAMANYA

Kasihku
Seharum mawar merah
Kujadikan cinta untukmu
Selama-lamanya oh...

Kasihku
Seluas laut biru
Ku jadikan rindu untukmu
Selama-lamanya

Biarpun duri yang bisa
Menjadi penghalang cinta
Aku yang di sini
Hanya untukmu jua
Biar laut bergelora
Menjadi resah sejuta
Aku yang di sini
Pencinta yang setia oh...

Kasihku
Seharum bunga kemboja
Ku jadikan miliknya
Seandainya terpanggil selamanya( 2x )

DALAM GERIMIS

Rindu... semakin berakar umbi
Yang kurasai
Saat kau pergi

Hujan... bagai mengundang nestapa
Titis airnya
Bersama deru tangisanmu...

Buat kali pertama
Ku mleihat (oh) airmatanya
Sejakku kenali dia
Sepinya kurasa
Disaat berduka
Inikah noktahnya
Pertemuan kita

Andai
Begitu suratan takdir
Usah lagi kita mungkir
Bersyukur pada rahmatNya

Kasih
Berpegang pada hakikat
Waktu yang bakal menjawab
Siapa yang benar

Pasti... aku kan tetap menanti
Ku dibayangi
Seribu mimpi

Hujan... menghilang dengan langkahnya
Ku merindui
Dalam gerimis
Yang menghiris...

MISTERI MIMPI SYAKILA

Dimanakah menghilang
Diriku sendiri
Hanyut dalam bayangan
Sebuah misteri

Harum tiada wajah
Mengelilingi aku
Dalam suasana
Yang terharu

Lukisan impianku
Gambaran dimana
Cuaca yang begini
Apakah mahunya

Aku adalah aku
Nyanyi lagu yang rindu
Lemah langkahku mengejarmu

Bila pun engkau menjelma
Disini aku berdiri
Ku menanti
Walau hilang ceritamu
Di hati tetap abadi
Sentuhanmu

Mana Syakilla
Siapa Syakilla
Aku pun tak tahu
Oh Oh..
SYAKILLA...

RANJANG MAWAR

Kerana dia aku menangis
Tanggalkan sisa kewarasan
Rela melepaskan kemudi di tangan
Di kala ribut gelora
Datang mendera samudera

Kerana dia aku menangis
Padamkan gaya dan perasaan
Sanggup memutuskan pertalian diri
Kepada selain dia yang kudamba

Ku tenggelam dalam rindu
Tidak berdasar dan bertepi
Ku terdampar dalam sendu
Tidak bernoktah dan berhuruf

Ku terkorban dalam cinta
Tak beralasan dari lembar
Satu lagi tak menjanjikan
Ranjang mawar yang ku mimpi

Ku mimpikan yang ku mimpi